Minggu, 25 Januari 2015

KEGIATAN PENATALAKSANAAN BALITA GIZI KURANG DAN MAKANAN FORMULA BALITA GIZI KURANG



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui, salah satu cara mengetahui kesehatan dan pertumbuhan anak dilakukan dengan memantau hasil penimbangan berat badan pada setiap bulan. Di Posyandu hal ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur pemantauan KMS atau kartu menuju sehat. Kartu ini antara lain berfungsi sebagai alat bantu pemantauan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Salah satu pengertian gizi kurang merupakan suatu keadaan kekurangan konsumsi zat gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makanan sehari–hari, sehingga secara klinis terdapat tiga tipe, marasmus , kwashiorkor, dan marasmus kwashiorkor Roedjito (1989), masalah kurang gizi dapat mencakup kekurangan energi, protein, zat besi, juga kekurangan vitamin A. Sedangkan pendekatan masalah kurang gizi meliputi tiga klasifikasi, antara lain keadaan biologi (yang mencakup umur, jenis kelamin, keadaan fisiologis, gangguan penyakit infeksi, keadaan kesehatan), keadaan fisik (yang meliputi pedesaan atau perkotaan dan ekologi daerah seperti hutan, rawa-rawa, pegunungan, dataran, sumber makanan, petani dan pasar), serta keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan meliputi suku dan budaya, status sosial ekonomi, pendapatan, luas tanah).
Sementara menurut Azwar (2005), faktor kemiskinan merupakan penyebab mendasar yang mengakibatkan masalah gizi kurang akibat minimnya asupan gizi dan tingginya penyakit infeksi. Sedangkan menurut Kurniawan et all (2001), masalah inti yang menjadi penyebab gizi kurang antara lain karena keadaan keluarga memburuk, pendidikan dan penyediaan bahan makanan tidak baik, serta kurangnya hasil pertanian, sehingga menyebabkan kurangnya ketersediaan makanan pada skala rumah tangga. Juga karena minimnya akses rumah tangga pada sarana pelayanan kesehatan.
Pada dasarnya keadaan gizi kurang tidak semata masalah kesehatan tetapi juga masalah non kesehatan, tidak semata masalah ekonomi tetapi juga masalah non ekonomi.  Kebijakan dalam pencegahan dan penanggulangan gizi buruk menurut Depkes RI (2006), antara lain dilakukanp pendekatan pemberdayaan masyarakat yaitu dengan meningkatkan akses untuk memperoleh informasi serta keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan.
1.2. Rumusan Masalah
-          Apa definisi gizi kurang?
-          Apa pengertian MP-ASI?
-          Mengapa MP-ASI itu penting bagi bayi?
-          Apa saja alasan ibu tidak memberikan MP-ASI?
-          Makanan bayi diberikan pada usia berapa saja?
-          Apa saja kebutuhan gizi bayi dan balita?
Apa saja gangguan bila terlalu dini memberi makanan padat?


1.3. Tujuan Penulisan
-          Mengetahui tentang pengertian gizi kurang dan MP-ASI
-          Dapat mengetahui wawasan para ibu dalam memberikan MP-ASI
-          Mengetahui kapan mulai memberikan makanan padat pada bayi
-          Mengetahui bahwa pentingnya memberikan MP-ASI pada bayi dan balita

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Gizi Kurang
Gizi Kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidak seimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan
2.2. Pengertian MP-ASI
ASI eklusif menurut WHO (World Health Organization) adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanan tambahan lain. Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu berfungsi dengan sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna makanan selai

2.3. Pentingnya Pemberian MP-ASI
     MP-ASI diberikan untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus. (Yesrina, 2000). Dengan demikian makanan tambahan diberikan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI (WHO, 2003).

2.4. Alasan Ibu Tidak Memberikan MP-ASI
1.              ASI dianggap tidak mencukupi
        Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ASI dapat diproduksi dengan jumlah dan kualitas yang baik ;
ü  Teknik menyusui yang benar,


ü  Asupan gizi ibu,
ü  Frekuensi menyusui, semakin sering bayi menghisap atau menyusu pada ibunya maka produksi ASI akan semakin lancar.

2.      Ibu bekerja diluar rumah
ü  Sebelum berangkat kerja bayi harus disusui sampai kenyang,
ü  Selama ditempat kerja ibu bisa memerah ASI setiap 3 jam sekali, ASI bisa disimpan pada suhu ruang, lemari es atau freezer
ü  Beranggapan susu formula lebih baik dan lebih praktis dari ASI
ü  Kekhawatiran tubuh ibu menjadi gemuk




2.5.  Pemberian Makanan Bayi
2.5.1.      Makanan bayi usia 6-9 bulan
-          ASI harus tetap diberikan
-          Makanan yang diberikan berupa bubur susu sampai nasi tim lumat, pemberian makanan mulai dari yang bertekstur lembut dan encer kemudian bertahap ke bentuk yang lebih kental.
-          Pemberian makan 2x sehari, disesuaikan dengan umur
-          Usia 6 bulan diberikan 6 SDM, Usia 7 bulan diberikan 7 SDM, 8 bulan 8 SDM, 9 bulan 9 S DM
-          Diberikan makanan selingan 2x diantara waktu makan.

Ø  Contoh makanan bayi usia 6-9 bulan
-          Bubur susu

-          Jus apel                                                     - Bubur kacang hijau
2.5.2.      Makanan bayi Usia 10-12 bulan
·         ASI harus tetap diberikan
·         Makanan yang diberikan  berupa bubur nasi sampai nasi tim
·         Frekuensi pemberian 3x sehari, Usia 10 bln 10 SDM, Usia 11 bln 11 SDM,
·         Diberikan makanan selingan 2x sehari diantara waktu makan,
·         Berikan ASI terlebih dahulu, setelah itu makanan pendamping

Ø  Contoh Nasi tim dan bubur

2.6.  Kebutuhan Gizi Bayi Dan Balita
2.6.1.      Kebutuhan Gizi Bayi
1.  Kebutuhan Energi :
o   2 bulan pertama  120 kkal /kg bb.
o   6 bulan  115-120 kkal/kg bb
o   6 bulan-12 bulan  105 kkal/kg bb
2.  Kebutuhan Protein :
o   0-6 bln  2,2 gram/kg bb
o   6-12 bln 1,6 gram/kg bb
3.  Kebutuhan Lemak :
o   20 % dari total kalori
4.  Kebutuhan Karbohidrat :
o    60 % dari total kalori

2.6.2.      Kebutuhan gizi balita (umur 1-5 tahun)
-          Beda orang dewasa dengan balita :
·         Gula & Garam
·         Porsi Makan
·         Energi & Nutrisi
·         Susu untuk  Pertumbuhan
POLA  MAKANAN
Umur (bln)
Jenis Makanan
ASI
Makanan lembik/lunak
Makanan keluarga
0 – 6
Sesering mungkin


6 – 12

2 – 3X sehari 2 sdm setiap kali + 2X mak.selingan

12 – 24



24 ke atas




ü  Pola makan balita
·         Pukul 06.00 : Susu
·         Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
·         Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
·         Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
·         Pukul 14.00 : Susu 
·         Pukul 16.00 : Makanan selingan 
·         Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim 
·         Pukul 20.00 : Susu. 

2.7.       Gangguan Bila Terlalu Dini dan Terlalu Lambat Memberi Makanan Padat
a.       Bila diberikan makanan padat dibawah 6 bulan (terlalu dini) :
Ø   Sistem pencernaannya belum memiliki enzim utk menghaluskan makanan à dpt menyebabkan alergi seperti.asma, eksim, gatal – gatal pada mata, hidung, dan tenggorokan.
Ø  Ususnya belum dapat menyaring molekul protein yg besar, hingga menimbulkan berbagai reaksi.

-          Gangguan-Gangguannya antara lain:
·         Bayi menderita batuk bila makan makanan padat di usia 2 bulan.
·         Bayi sering diare krn adanya penolakan terhadap gluten, sejenis protein pada gandum.
·         Memperberat kerja ginjal bayi dan meningkatkan risiko dehidrasi.
·         Bayi cenderung gemuk sehingga membahayakan kesehatan.
·         Ia akan dewasa dgn tubuh kegemukan dan risiko terkena DM, jantung, dll

o  Gangguan-gangguan lainnya antara lain:
Ø  Risiko jangka pendek
·         Pengenalan makanan selain ASI kepada diet bayi akan menurunkan frekuensi dan intensitas pengisapan bayi, yang akan merupakan risiko untuk terjadinya penurunan produksi ASI.
·         Pengenalan serealia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi penyerapan zat besi dari ASI sehingga menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia.
·         Resiko diare meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih ASI.
·         Makanan yang diberikan sebagai pengganti ASI sering encer, buburnya berkuah atau berupa sup karena mudah dimakan oleh bayi. Makanan ini memang membuat lambung penuh, tetapi memberi nutrient lebih sedikit daripada ASI sehingga kebutuhan gigi/nutrisi anak tidak terpenuhi.
·         Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit, sehingga resiko infeksi meningkat.
·         Anak akan minum ASI lebih sedikit, sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak
·         Defluk atau kolik usus yaitu istilah yang digunakan bagi kerew
·         elan atau tangisan yang terus menerus bagi bayi yang dipercaya karena adanya kram di dalam usus.
Ø  Risiko jangka panjang
1.      Obesitas
·         Kelebihan dalam memberikan makanan adalah risiko utama dari pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi. Konsekuensi pada usia-usia selanjutnya adalah terjadi kelebihan berat badan ataupun kebiasaan makan yang tidak sehat.
·         Hipertensi
·         Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (± 15 mg/100 ml). Namun, masukan dari diet bayi dapat meningkatkan drastis jika makanan telah dikenalkan. Konsekuensi dikemudian hari akan menyebabkan kebiasaan makan yang memudahkan terjadinya gangguan/hipertensi.
·         Arteriosklerosis
·         Pemberian makanan pada bayi tanpa memperhatikan diet yang mengandung tinggi energi dan kaya akan kolesterol serta lemak jenuh, sebaliknya kandungan lemak tak jenuh yang rendah dapat menyebabkan terjadinya arteriosklerosis dan penyakit jantung iskemik.
·         Alergi Makanan
·         Belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan alergi terhadap makanan. Manifestasi alergi secara klinis meliputi gangguan gastrointestinal, dermatologis, dan gangguan pernapasan, dan sampai terjadi syok anafilaktik.(Cox, 2006)


b.      Terlalu lambat memberi makanan padat
Ø  Bayi mengalami kesulitan belajar menggigit/mengunyah
Ø  Bayi tdk menyukai makanan padat.
Ø  Bayi kekurangan gizi penting, terutama zat besi

2.8.  Memilih Makanan Pertama
v  Bubur beras/sereal tanpa gluten
v  Wortel, kentang, atau kembang kol yg dilumatkan
v  Alpukat dihaluskan
v  Pisang dihaluskan, apel direbus, buah pir atau pepaya matang
v  Makanan yg diberi garam atau gula, daging asap, ikan asin atau makanan beragi
v  Kopi, teh, coklat, alkohol.
v  Kerang
v  Unggas dan daging, boleh diberikan setelah bayi terbiasa makanan padat.

2.9.       Bahan makanan yang harus dihindari
¢  Makanan yang terlalu berminyak , junk food, dan makanan berpengawet sebaiknya dihindari.
¢  Penggunaan Garam. bila memang diperlukan sebaiknya digunakan dalam jumlah sedikit. Dan pilih garam beryodium yang baik untuk kesehatan.
¢  Aneka jajanan di pinggir jalan
¢  kerang.

2.10.   Angka Kecukupan Gizi Rata-rata Balita Perorang Perhari
Zat Gizi
1 – 3 th
4 – 6 th
Energi (kkal)
1000
1550
Protein (gr)
25
39
Vitamin A (RE)
400
450
Vitamin D (µg)
5
5
Vitamin E (µg)
6
7
Vitamin K (mg)
15
20
Tiamin (mg)
0,5
0,6
Riboflavin (mg)
0,5
0,6
Niasin (mg)
6
8
Zat Gizi
1 – 3 th
4 – 6 th
Vitamin B12(mg)
0,9
1,2
Asam Folat (µg)
150
200
Piridoksin (mg)0,1
0,5
0,6
Vitamin C (mg)
40
45
Kalsium (mg)
500
500
Fosfor (mg)
400
400
Besi (mg)
8
9
Seng (mg)
8,2
9,7
Iodium (µg)
90
150
Selenium (µg)
17
20








ANJURAN JUMLAH PORSI MENURUT KECUKUPAN ENERGI KELOMPOK UMUR         1 – 3 TH DAN 4 – 6 TH
Bahan Makanan
Anak Usia 1 – 3 Th
(1200 kkal)
Anak Usia 4 – 6 Th
(1700 kkal)
Nasi
3 P
4 P
Sayuran
1½ P
2 P
Buah
3 P
3 P
Tempe
1 P
2 P
Daging
1 P
2 P
ASI
Susu
Minyak
Gula
Dilanjutkan hingga 2 th
1 P
3 P
2 P
1 P
4 P
2 P
JENIS MAKANAN
JUMLAH PENYAJIAN
Karbohidrat  (nasi, roti,  kentang)
3 – 4 X
Susu dan olahannya
2 – 3 X
Buah dan Sayuran
Buah 1-2x
Sayur 3x
Protein (daging, ikan,)
3  X sehari jika daging/ikan





PENTINGNYA SUSU
|  Tetap merupakan sumber penting kalsium utk pertumbuhan tulang dan gigi, selain sumber protein dan lemak
|  Anak2 di atas umur 1 thn perlu 350 mg kalsium per hari
|  Dpt minum susu full cream (350 ml per hari)
Makanan mengandung 350 mg kalsium :
-          300 ml susu
-          75 gr keju cheddar/keju keras lainnya
-          175 gr yoghurt
-          250 gr roti
-          50 gr ikan sardine

Ø  Yang Perlu Diperhatikan:
¢  Hindari makanan yg sering menimbulkan alergi keluarga.
¢  Cobalah buah yg lembut dlm potongan utuh (pisang, pepaya, melon).
¢  Tamba
¢  hkan daging dan ikan dalam makanannya, tapi hindari daging yang diasap dan ikan asin. Beri daging tanpa lemak dan jangan menggoreng daging.
¢  Sayuran yg berserat keras seperti kembang kol dan brokoli sudah boleh diberikan.

Tiada hari tanpa berkarya dan bermanfaat untuk orang lain

Blogger news

Blogger templates