BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sebagaimana
kita ketahui, salah satu cara mengetahui kesehatan dan pertumbuhan anak
dilakukan dengan memantau hasil penimbangan berat badan pada setiap bulan. Di
Posyandu hal ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur pemantauan KMS atau
kartu menuju sehat. Kartu ini antara lain berfungsi sebagai alat bantu
pemantauan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Salah satu pengertian gizi kurang merupakan suatu keadaan
kekurangan konsumsi zat gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
protein dalam makanan sehari–hari, sehingga secara klinis terdapat tiga tipe,
marasmus , kwashiorkor, dan marasmus kwashiorkor Roedjito (1989), masalah
kurang gizi dapat mencakup kekurangan energi, protein, zat besi, juga kekurangan
vitamin A. Sedangkan pendekatan masalah kurang gizi meliputi tiga klasifikasi,
antara lain keadaan biologi (yang mencakup umur, jenis kelamin, keadaan
fisiologis, gangguan penyakit infeksi, keadaan kesehatan), keadaan fisik (yang
meliputi pedesaan atau perkotaan dan ekologi daerah seperti hutan, rawa-rawa,
pegunungan, dataran, sumber makanan, petani dan pasar), serta keadaan sosial
ekonomi dan kebudayaan meliputi suku dan budaya, status sosial ekonomi,
pendapatan, luas tanah).
Sementara menurut Azwar (2005), faktor kemiskinan merupakan
penyebab mendasar yang mengakibatkan masalah gizi kurang akibat minimnya asupan
gizi dan tingginya penyakit infeksi. Sedangkan menurut Kurniawan et all (2001),
masalah inti yang menjadi penyebab gizi kurang antara lain karena keadaan
keluarga memburuk, pendidikan dan penyediaan bahan makanan tidak baik, serta
kurangnya hasil pertanian, sehingga menyebabkan kurangnya ketersediaan makanan
pada skala rumah tangga. Juga karena minimnya akses rumah tangga pada sarana
pelayanan kesehatan.
Pada dasarnya keadaan gizi kurang tidak semata masalah
kesehatan tetapi juga masalah non kesehatan, tidak semata masalah ekonomi
tetapi juga masalah non ekonomi.
Kebijakan dalam pencegahan dan penanggulangan gizi buruk menurut Depkes
RI (2006), antara lain dilakukanp pendekatan pemberdayaan masyarakat yaitu
dengan meningkatkan akses untuk memperoleh informasi serta keterlibatan dalam
proses pengambilan keputusan.
1.2.
Rumusan Masalah
-
Apa definisi gizi kurang?
-
Apa pengertian MP-ASI?
-
Mengapa MP-ASI itu penting bagi bayi?
-
Apa saja alasan ibu tidak memberikan
MP-ASI?
-
Makanan
bayi diberikan pada usia berapa saja?
-
Apa
saja kebutuhan gizi bayi dan balita?
Apa saja gangguan bila terlalu dini
memberi makanan padat?
1.3.
Tujuan Penulisan
-
Mengetahui tentang pengertian gizi
kurang dan MP-ASI
-
Dapat mengetahui wawasan para ibu dalam
memberikan MP-ASI
-
Mengetahui kapan
mulai memberikan makanan padat pada bayi
-
Mengetahui
bahwa pentingnya memberikan MP-ASI pada bayi dan balita
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Definisi Gizi Kurang
Gizi Kurang adalah gangguan kesehatan
akibat kekurangan atau ketidak seimbangan zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan
2.2. Pengertian MP-ASI
ASI
eklusif menurut WHO (World Health Organization) adalah pemberian ASI saja tanpa
tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanan
tambahan lain. Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu
berfungsi dengan sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna makanan selai
2.3. Pentingnya Pemberian MP-ASI
MP-ASI
diberikan untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena
ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus. (Yesrina, 2000).
Dengan demikian makanan tambahan diberikan untuk mengisi kesenjangan antara
kebutuhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI (WHO,
2003).
2.4. Alasan Ibu Tidak Memberikan MP-ASI
1.
ASI dianggap tidak mencukupi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ASI
dapat diproduksi dengan jumlah dan kualitas yang baik ;
ü Teknik
menyusui yang benar,
ü Asupan gizi
ibu,
ü Frekuensi
menyusui, semakin sering bayi menghisap atau menyusu pada ibunya maka produksi
ASI akan semakin lancar.
2.
Ibu bekerja diluar rumah
ü Sebelum
berangkat kerja bayi harus disusui sampai kenyang,
ü Selama
ditempat kerja ibu bisa memerah ASI setiap 3 jam sekali, ASI bisa disimpan pada
suhu ruang, lemari es atau freezer
ü Beranggapan
susu formula lebih baik dan lebih praktis dari ASI
ü Kekhawatiran
tubuh ibu menjadi gemuk
2.5. Pemberian Makanan Bayi
2.5.1.
Makanan
bayi usia 6-9 bulan
-
ASI harus tetap diberikan
-
Makanan yang diberikan berupa bubur susu
sampai nasi tim lumat, pemberian makanan mulai dari yang bertekstur lembut dan
encer kemudian bertahap ke bentuk yang lebih kental.
-
Pemberian makan 2x sehari, disesuaikan
dengan umur
-
Usia 6 bulan diberikan 6 SDM, Usia 7 bulan
diberikan 7 SDM, 8 bulan 8 SDM, 9 bulan 9 S DM
-
Diberikan makanan selingan 2x diantara
waktu makan.
Ø Contoh
makanan bayi usia 6-9 bulan
-
Bubur susu
-
Jus apel -
Bubur kacang hijau
2.5.2.
Makanan
bayi Usia 10-12 bulan
·
ASI harus tetap diberikan
·
Makanan yang diberikan
berupa bubur nasi sampai nasi tim
·
Frekuensi pemberian 3x sehari, Usia 10 bln 10 SDM, Usia
11 bln 11 SDM,
·
Diberikan makanan selingan 2x sehari diantara waktu
makan,
·
Berikan ASI terlebih dahulu, setelah itu makanan
pendamping
Ø Contoh
Nasi tim dan bubur
2.6. Kebutuhan Gizi Bayi Dan Balita
2.6.1. Kebutuhan Gizi Bayi
1. Kebutuhan
Energi :
o
2 bulan pertama 120 kkal /kg bb.
o
6 bulan
115-120 kkal/kg bb
o
6 bulan-12 bulan 105 kkal/kg bb
2. Kebutuhan
Protein :
o
0-6 bln
2,2 gram/kg bb
o
6-12 bln 1,6 gram/kg bb
3. Kebutuhan
Lemak :
o
20 % dari total kalori
4. Kebutuhan
Karbohidrat :
o
60 % dari total kalori
2.6.2.
Kebutuhan
gizi balita (umur 1-5 tahun)
-
Beda orang dewasa dengan balita :
·
Gula & Garam
·
Porsi Makan
·
Energi &
Nutrisi
·
Susu untuk Pertumbuhan
POLA MAKANAN
Umur (bln)
|
Jenis Makanan
|
||
ASI
|
Makanan lembik/lunak
|
Makanan keluarga
|
|
0 – 6
|
Sesering mungkin
|
||
6 – 12
|
|
2 – 3X sehari 2 sdm setiap kali + 2X
mak.selingan
|
|
12 – 24
|
|||
24 ke atas
|
ü Pola
makan balita
·
Pukul 06.00 : Susu
·
Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
·
Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
·
Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
·
Pukul 14.00 : Susu
·
Pukul 16.00 : Makanan selingan
·
Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim
·
Pukul 20.00 : Susu.
2.7.
Gangguan
Bila Terlalu Dini dan Terlalu Lambat Memberi Makanan Padat
a.
Bila diberikan makanan padat dibawah 6
bulan (terlalu dini) :
Ø Sistem pencernaannya belum memiliki enzim utk
menghaluskan makanan à dpt menyebabkan alergi
seperti.asma, eksim, gatal – gatal pada mata, hidung, dan tenggorokan.
Ø Ususnya
belum dapat menyaring molekul protein yg besar, hingga menimbulkan berbagai
reaksi.
-
Gangguan-Gangguannya antara lain:
·
Bayi
menderita batuk bila makan makanan padat di usia 2 bulan.
·
Bayi
sering diare krn adanya penolakan terhadap gluten, sejenis protein pada gandum.
·
Memperberat
kerja ginjal bayi dan meningkatkan risiko dehidrasi.
·
Bayi
cenderung gemuk sehingga membahayakan kesehatan.
·
Ia
akan dewasa dgn tubuh kegemukan dan risiko terkena DM, jantung, dll
o
Gangguan-gangguan lainnya antara lain:
Ø Risiko jangka pendek
·
Pengenalan
makanan selain ASI kepada diet bayi akan menurunkan frekuensi dan intensitas
pengisapan bayi, yang akan merupakan risiko untuk terjadinya penurunan produksi
ASI.
·
Pengenalan
serealia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi penyerapan zat besi dari
ASI sehingga menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia.
·
Resiko
diare meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih ASI.
·
Makanan
yang diberikan sebagai pengganti ASI sering encer, buburnya berkuah atau berupa
sup karena mudah dimakan oleh bayi. Makanan ini memang membuat lambung penuh,
tetapi memberi nutrient lebih sedikit daripada ASI sehingga kebutuhan
gigi/nutrisi anak tidak terpenuhi.
·
Anak
mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit, sehingga resiko infeksi
meningkat.
·
Anak
akan minum ASI lebih sedikit, sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi anak
·
Defluk
atau kolik usus yaitu istilah yang digunakan bagi kerew
·
elan
atau tangisan yang terus menerus bagi bayi yang dipercaya karena adanya kram di
dalam usus.
Ø Risiko jangka panjang
1. Obesitas
·
Kelebihan
dalam memberikan makanan adalah risiko utama dari pemberian makanan yang
terlalu dini pada bayi. Konsekuensi pada usia-usia selanjutnya adalah terjadi
kelebihan berat badan ataupun kebiasaan makan yang tidak sehat.
·
Hipertensi
·
Kandungan
natrium dalam ASI yang cukup rendah (± 15 mg/100 ml). Namun, masukan dari diet
bayi dapat meningkatkan drastis jika makanan telah dikenalkan. Konsekuensi
dikemudian hari akan menyebabkan kebiasaan makan yang memudahkan terjadinya
gangguan/hipertensi.
·
Arteriosklerosis
·
Pemberian
makanan pada bayi tanpa memperhatikan diet yang mengandung tinggi energi dan
kaya akan kolesterol serta lemak jenuh, sebaliknya kandungan lemak tak jenuh
yang rendah dapat menyebabkan terjadinya arteriosklerosis dan penyakit jantung
iskemik.
·
Alergi
Makanan
·
Belum
matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan alergi
terhadap makanan. Manifestasi alergi secara klinis meliputi gangguan
gastrointestinal, dermatologis, dan gangguan pernapasan, dan sampai terjadi
syok anafilaktik.(Cox, 2006)
b.
Terlalu lambat memberi makanan padat
Ø Bayi
mengalami kesulitan belajar menggigit/mengunyah
Ø Bayi tdk
menyukai makanan padat.
Ø Bayi
kekurangan gizi penting, terutama zat besi
2.8. Memilih Makanan Pertama
v Bubur
beras/sereal tanpa gluten
v Wortel,
kentang, atau kembang kol yg dilumatkan
v Alpukat
dihaluskan
v Pisang
dihaluskan, apel direbus, buah pir atau pepaya matang
|
v Makanan
yg diberi garam atau gula, daging asap, ikan asin atau makanan beragi
v Kopi,
teh, coklat, alkohol.
v Kerang
v Unggas
dan daging, boleh diberikan setelah bayi terbiasa makanan padat.
|
2.9.
Bahan
makanan yang harus dihindari
¢ Makanan yang
terlalu berminyak , junk food, dan makanan berpengawet sebaiknya dihindari.
¢ Penggunaan
Garam. bila memang diperlukan sebaiknya digunakan dalam jumlah sedikit. Dan
pilih garam beryodium yang baik untuk kesehatan.
¢ Aneka
jajanan di pinggir jalan
¢ kerang.
2.10.
Angka
Kecukupan Gizi Rata-rata Balita Perorang Perhari
Zat Gizi
|
1 – 3 th
|
4 – 6 th
|
||||
Energi (kkal)
|
1000
|
1550
|
||||
Protein (gr)
|
25
|
39
|
||||
Vitamin A (RE)
|
400
|
450
|
||||
Vitamin D (µg)
|
5
|
5
|
||||
Vitamin E (µg)
|
6
|
7
|
||||
Vitamin K (mg)
|
15
|
20
|
||||
Tiamin (mg)
|
0,5
|
0,6
|
||||
Riboflavin (mg)
|
0,5
|
0,6
|
||||
Niasin (mg)
|
6
|
8
|
||||
Zat Gizi
|
1 – 3 th
|
4 – 6 th
|
||||
Vitamin B12(mg)
|
0,9
|
1,2
|
||||
Asam Folat (µg)
|
150
|
200
|
||||
Piridoksin (mg)0,1
|
0,5
|
0,6
|
||||
Vitamin C (mg)
|
40
|
45
|
||||
Kalsium (mg)
|
500
|
500
|
||||
Fosfor (mg)
|
400
|
400
|
||||
Besi (mg)
|
8
|
9
|
||||
Seng (mg)
|
8,2
|
9,7
|
||||
Iodium (µg)
|
90
|
150
|
||||
Selenium (µg)
|
17
|
20
|
||||
ANJURAN JUMLAH PORSI MENURUT KECUKUPAN ENERGI KELOMPOK
UMUR 1 – 3 TH DAN 4 – 6 TH
Bahan Makanan
|
Anak Usia 1 – 3 Th
(1200 kkal)
|
Anak Usia 4 – 6 Th
(1700 kkal)
|
|
Nasi
|
3 P
|
4 P
|
|
Sayuran
|
1½ P
|
2 P
|
|
Buah
|
3 P
|
3 P
|
|
Tempe
|
1 P
|
2 P
|
|
Daging
|
1 P
|
2 P
|
|
ASI
Susu
Minyak
Gula
|
Dilanjutkan hingga 2 th
1 P
3 P
2 P
|
1 P
4 P
2 P
|
|
JENIS MAKANAN
|
JUMLAH PENYAJIAN
|
||
Karbohidrat (nasi, roti, kentang)
|
3 – 4 X
|
||
Susu dan olahannya
|
2 – 3 X
|
||
Buah dan Sayuran
|
Buah 1-2x
Sayur 3x
|
||
Protein (daging, ikan,)
|
3
X sehari jika daging/ikan
|
||
PENTINGNYA SUSU
| Tetap
merupakan sumber penting kalsium utk pertumbuhan tulang dan gigi, selain sumber
protein dan lemak
| Anak2 di
atas umur 1 thn perlu 350 mg kalsium per hari
| Dpt minum
susu full cream (350 ml per hari)
Makanan
mengandung 350 mg kalsium :
-
300
ml susu
-
75
gr keju cheddar/keju keras lainnya
-
175
gr yoghurt
-
250
gr roti
-
50
gr ikan sardine
Ø Yang Perlu Diperhatikan:
¢ Hindari
makanan yg sering menimbulkan alergi keluarga.
¢ Cobalah
buah yg lembut dlm potongan utuh (pisang, pepaya, melon).
¢ Tamba
¢ hkan daging
dan ikan dalam makanannya, tapi hindari daging yang diasap dan ikan asin. Beri
daging tanpa lemak dan jangan menggoreng daging.
¢ Sayuran yg
berserat keras seperti kembang kol dan brokoli sudah boleh diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar